Luigi Lepore dan Sabrina Pisano
Abstrak: Internet telah menjadi saluran
komunikasi utama antara pemerintah dan para pemegang saham. Studi ini meneliti
faktor-faktor penentu kotamadya dengan pelaporan kinerja berbasis internet (
IPR ) menggunakan kerangka agency theory. Analisis dilakukan pada sampel dari suatu
kota di Italia pada tahun 2010 . Penemuan menunjukkan bahwa pengungkapan berdasarkan
kesukarelaan yang dirilis melalui saluran tradisional dan IPR sukarela yang
mengungkapkan kinerja tahun sebelumnya, maupun perhatian media, secara
signifikan terkait dengan IPR.
1.
Pendahuluan
Penelitian
ini mengeksplorasi faktor-faktor penentu pelaporan kinerja berbasis internet (
IPR ) yang dirilis oleh Otoritas Pemerintah Daerah Italia ( LGAs ) setelah
reformasi diterbitkan pada tahun 2009 . Reformasi ini membutuhkan LGAs Italia untuk
mengungkapkan data kinerja, dalam rangka meningkatkan transparansi manajemen
pemerintahan . Sebagian literatur menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu
pengungkapan informasi keuangan di sektor publik ( PS ) sebagian besar didasarkan
pada agency theory. Penulis memilih untuk menyelidiki pelaporan kinerja, bukan
pelaporan keuangan secara eksklusif ( FR ) seperti studi sebelumnya, karena bagi
LGAs dalam aspek keuangan hanya ada satu dimensi yang menyusun keseluruhan kinerja
lembaga publik. Ini berarti bahwa konsep-konsep keuangan seperti profitabilitas,
biaya dan pendapatan tidak dapat diterapkan dengan cara yang eksklusif untuk
mengevaluasi kinerja PS . Studi ini meneliti faktor-faktor penentu IPR dan
menunjukkan bahwa pengungkapan berdasarkan kesukarelaan yang dirilis melalui
saluran tradisional dan IPR sukarela yang mengungkapkan tahun sebelumnya, maupun
perhatian media, secara signifikan terkait dengan IPR.
2.
Tinjauan
Pustaka
Reformasi
LGAs Italia yang diterbitkan pada tahun 2009 (UU 15 dan Keputusan Legislatif
150) mengusulkan pengawasan dan kontrol kegiatan LGAs oleh warga negara dan para
pemegang saham yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Proses reformasi
dimulai dari asumsi bahwa untuk meningkatkan kinerja LGAs, diperlukan transparansi
data kinerja yang memungkinkan warga untuk menilai tentang kualitas kegiatan
LGAs. Reformasi membutuhkan LGAs untuk mengungkapkan tujuan mereka, indikator
kinerja dan data tentang sumber daya yang dihabiskan untuk memberikan pelayanan
publik, serta informasi tentang organisasi. Jadi, dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas, PS perlu meningkatkan pengawasan akuntansi pemerintah
( kontrol sosial ).
Kemajuan
yang luar biasa dalam penggunaan Internet membuat penyebaran informasi tentang
kinerja dan interaksi antara LGAs dan pemegang saham menjadi lebih mudah. Namun
sayangnya, IPR yang dirilis oleh LGAs Italia masih jarang . Sebelum 2010, penyebaran
data kinerja adalah kesukarelaan dan oleh karena itu informasi yang disediakan
oleh beberapa LGAs melalui website sangat heterogen. Seperti yang terjadi di
negara-negara lain di seluruh dunia berkat proses reformasi yang sama (atas
dasar sukarela), saat ini LGAs Italia mulai mengungkapkan informasi ini. Namun,
penelitian tentang IPR tetap sedikit dan hasilnya sangat beragam. Pengujian
literature menunjukkan bahwa pengungkapan di PS sebagian besar didasarkan pada agency
theory, dalam rangka untuk menemukan faktor-faktor penentu pengungkapan FR.
Pemilih, kelompok warga, investor obligasi dan pemegang saham lainnya adalah yang
utama (principal) dan manajer politik adalah agen . Bagaimanapun, ada juga
beberapa pendekatan teoritis lain yang digunakan untuk menyelidiki fenomena
ini, termasuk teori legitimasi, proses politik, hak milik. Tapi Penulis lebih
condong ke teori agensi, karena lebih baik dalam menjelaskan asimetri antara
LGAs dan pemegang saham yang menghambat kontrol sosial.
Laswad
et al. meneliti kemungkinan faktor penentu, dengan kebebasan untuk memilih internet
FR LGAs di Selandia Baru dalam konteks keagenan dan teori-teori lainnya. Mereka
menemukan bahwa baik ukuran LGAs dan tingkat persaingan politik adalah indikator
yang tidak berguna untuk Internet FR. Sebaliknya, LGAs yang sangat berpengaruh
atau yang menciptakan kekayaan yang lebih banyak daripada LGAs lainnya lebih
mungkin untuk terlibat dalam Internet FR. Selain itu, LGAs yang lebih terlihat
di media juga lebih mungkin untuk menggunakan Internet untuk menawarkan
informasi keuangan . Demikian juga, dewan kota dan daerah lebih terlibat dalam mempengaruhi
kebijaksanaan seseorang untuk memilih Internet FR daripada dewan distrik. Sedangkan
Groff dan Pitman, dalam menyelidiki informasi keuangan pemerintah pada website
yang disediakan oleh 100 kota terbesar di Amerika Serikat, menemukan bahwa
ukuran penentu pengungkapan elektronik (e-disclosure), seperti kondisi pembiayaan
utang. Juga Jorge et al, menemukan bahwa ukuran mempengaruhi e-disclosure di
wilayah Italia dan Portugis. Dengan cara yang sama, Styles dan Tennyson menyelidiki
publikasi di Internet tentang informasi keuangan pemerintah dari 300 LGAs di
Amerika dan menemukan bahwa ukuran, pendapatan per penduduk dan kualitas
pengungkapan informasi keuangan menentukan apakah LGA menyajikan informasi
keuangan di website, sementara ukuran, pendapatan per penduduk, rasio utang,
dan kondisi keuangan adalah penentu aksesibilitas data keuangan di Internet. Yu
meneliti konten dan aksesibilitas e-disclosure informasi keuangan LGAs di China
dan menemukan bahwa ukuran, kekayaan dan jenis LGAs secara signifikan
berhubungan dengan tingkat FR berbasis Internet, sementara ukuran, pendapatan
negara, kondisi keuangan dan jenis secara signifikan berhubungan dengan
aksesibilitas e-disclosure informasi keuangan pemerintah .
Laswad
et al, Serrano et al, juga menunjukkan bahwa LGAs Spanyol ditandai dengan
tingkat yang lebih tinggi baik level ekonomi warga negara maupun media pers yang
lebih besar, diukur sebagai visibilitas internet, mengungkapkan data keuangan
online. Namun, mereka juga menemukan bahwa ukuran LGAs mempengaruhi e - disclosure
dan LGAs berupaya untuk menerapkan e-government dan publikasi data melalui
Internet. Hampir seperti LGAs Spanyol, García
dan García- García menggunakan dua model regresi untuk menguji
hipotesis yang berbeda tentang hubungan antara e-disclosure keuangan sukarela
dan beberapa faktor penentu. Mereka menemukan bahwa ukuran, investasi dan
persaingan politik secara signifikan meningkatkan kemungkinan pelaporan informasi
keuangan melalui website. Dengan cara ini, mereka menegaskan beberapa hasil
yang ditemukan oleh Serrano et al. Selain itu, mereka menemukan hubungan
negatif antara visibilitas pers kotamadya dan tingkat pelaporan online.
Berbeda
dari penelitian lain yang dikutip di atas, Penulis mengungkapkan hipotesis
hubungan negatif antara visibilitas pers dan e-disclosure karena, menurut Zim -
merman, mereka setuju, di satu sisi, media yang memainkan peran moderat dalam
hubungan keagenan antara pemilih dan pemerintah daerah, mempengaruhi tingkat
pelaporan online, tetapi mereka juga setuju, di sisi lain, bahwa pemantauan
yang disediakan oleh pers tidak menjamin bahwa pejabat terpilih akan beroperasi
dalam kepentingan terbaik dari konstituen mereka, karena pers tidak selalu
bertindak atas nama warga. Dengan kata lain, media lebih memilih untuk
mempublikasikan hanya berita, seperti skandal, korupsi, defisit anggaran, yang
meningkatkan sirkulasi mereka, karena mereka memiliki tujuan untuk mengejar keuntungan
mereka sendiri.
3.
Hipotesis
dan Desain Penelitian
Penulis
mengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan LGAs mengungkapkan data kinerja di
Internet menjadi dua dimensi. Yang pertama merupakan karakteristik kelembagaan
dan sesuai dengan empat hipotesis pertama, melalui mana Penulis menganalisis
hubungan antara IPR dan Ukuran, Otonomi Keuangan, IPR yang dirilis pada tahun
sebelumnya dan Pengungkapan Sukarela. Yang kedua merupakan pengaturan
lingkungan dan mencakup empat hipotesis, melalui mana Penulis menghubungkan IPR
dengan karakteristik seperti Visibilitas Internet, Visibilitas media, Perhatian
Media dan Kekayaan warga.
Ada
banyak argumentasi teoritis dan studi empiris yang memprediksi dan menguji
hubungan positif antara ukuran dan pengungkapan. Menurut teori keagenan (agency
theory), konflik kepentingan antara LGAs dan pemegang saham lebih mungkin
terjadi di kota besar dan penyediaan informasi juga lebih bermanfaat bagi
mereka daripada untuk kota-kota kecil. Dengan demikian, LGAs yang lebih besar akan
mengungkapkan informasi lebih melalui internet dalam rangka memenuhi permintaan
informasi yang lebih tinggi dari warga dan lembaga . Jadi , Penulis
berhipotesis bahwa :
H1 Ukuran secara positif berkaitan dengan IPR
H2 Otonomi Keuangan secara positif berkaitan dengan IPR
H3 Pengungkapan Sukarela secara positif berhubungan dengan IPR
H4 IPRt - 1 secara positif berkaitan dengan IPR
H5 Kekayaan warga secara positif berkaitan dengan IPR
H6 Visibilitas pers berhubungan negatif dengan IPR
H7 Visibilitas Internet berhubungan negatif dengan IPR
H8 Ketertarikan media berhubungan negatif dengan IPR
Penulis
secara empiris menguji hipotesis sebelumnya pada sampel dari 167 kota Italia (
IM ) pada tahun 2010. Sampel terdiri dari semua IM yang merespon kuesioner yang
dikirimkan pada 2011 dalam rangka untuk mengumpulkan data tentang variable Penulis.
Penulis memilih untuk menyelidiki IM karena mereka bertanggung jawab untuk
penyediaan pelayanan publik yang paling penting untuk warga. Dalam hal ini,
penting untuk memeriksa berapa banyak informasi yang mereka rilis tentang kinerja
mereka. Penulis memutuskan untuk menganalisis informasi yang dirilis pada tahun
2010. Penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data tentang IPR yang
dirilis selama 2010 dan tahun sebelumnya ( IPRt - 1 ), Pengungkapan Sukarela (
VolDisc ) dan Media Interest ( MedInt ). Informasi pada Ukuran ( Size ),
Otonomi Keuangan ( Faut ) dan Citizens Wealth ( CiWeal ) dikumpulkan dari situs
ANCI. Data Press Visibility ( PressVis ) dan Visibility Internet ( IntVis )
dikumpulkan dari
Google . Untuk menguji hipotesis Penulis
menggunakan model regresi OLS sebagai berikut :
Model
ekonometrik ini meneliti pengaruh variabel independen yang diidentifikasi di
IPR dan dirilis oleh IM. Untuk mengukur variabel dependen, Penulis menggunakan
indeks pengungkapan tak tertimbang. Pertama, Penulis memilih data tentang
kinerja IM yang harus diungkapkan di Internet atas dasar reformasi yang diterbitkan
pada tahun 2009. Penulis mengidentifikasi 11 item yang terutama hasil
perhatian, output dan proses tindakan, serta informasi tentang organisasi.
Kemudian, Penulis memasukkan informasi kinerja ini dalam kuesioner yang dikirim
ke IM dan mengumpulkan data untuk setiap item . Skor 1 diberikan untuk setiap
item jika IM menegaskan hal itu diungkapkan, dan skor 0 sebaliknya. Skor akhir
diberikan untuk setiap IM yang diukur dengan indeks, yang bervariasi dari 0 ke
1 dan sama dengan rasio antara jumlah item dirilis dan jumlah total item
diidentifikasi. Penulis menganggap delapan variabel independen. Pertama, Penulis
menganalisis Ukuran, yaitu ukuran jumlah penduduk IM. Selain itu, Penulis
menyelidiki Faut, dihitung sebagai rasio antara pendapatan yang diperoleh dari
pajak daerah dan tarif terhadap total pendapatan saat ini. Jika rasio ini
tinggi, itu berarti bahwa IM sedikit tergantung pada administrasi publik lain
untuk sumber pembiayaan. VolDisc dihitung sebagai jumlah laporan sukarela
disusun oleh masing-masing IM. IPRt - 1 dihitung sebagai variabel dependen Penulis
tetapi untuk tahun sebelumnya (2009). CiWeal diukur sebagai pendapatan disposal
per IM penduduk. PressVis dihitung sebagai jumlah item dalam pers cetak di mana
IM muncul selama 2010 dalam pencarian di Google. MedInt dihitung menggunakan 4 skala,
point bervariasi dari 0 sampai 3 sesuai dengan tingkat kepentingan media yang
dirasakan oleh masing-masing IM. IntVis diukur sebagai jumlah link masuk ke website
IM menurut Google. Untuk mengisolasi hubungan antara IPR dan variabel independen,
Penulis memasukkan Letak Geografis ( Geo ), diukur dengan dummies variabel
untuk 5 wilayah: South, Island, Centre, North - East, North-West, dan E-Presence
( EPres ), dihitung dengan menggunakan 3 skala, point bervariasi dari 1 sampai
3 sesuai dengan periode ( baru-baru ini atau beberapa tahun yang lalu ) di mana
IM mengimplementasikan situs, sebagai variabel kontrol. Kedua variabel tersebut
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
4.
Hasil
Tabel
1 menyediakan statistik deskriptif. IM meneliti yang terutama kecil: Ukuran
rata-rata adalah 10,713.35 jiwa. Selain itu, IM menyajikan tingkat menengah Faut:
rata-rata 61 % dari pendapatan saat ini diperoleh dari pajak daerah dan tarif. Melewati
IPR, muncul bahwa IM menyelidiki 54 % rilisan data kinerja yang diidentifikasi
rata-rata, yaitu sebesar 6 item. Selain itu, hanya satu IM yang memberikan semua
informasi yang diidentifikasi. Namun, dibandingkan dengan IPRt - 1 terlihat
bahwa data kinerja yang dirilis IM meningkat. Bahkan, tahun sebelumnya mereka mengungkapkan
hanya 24 % dari informasi rata-rata, sama dengan hanya 3 item. VolDisc sangat
rendah: 74 % dari IM dianalisis tidak menyusun laporan sukarela. Sisa sampel
mempersiapkan paling banyak 3 dokumen, yang terutama laporan pertanggungjawaban
sosial. Mengenai variabel pengaturan lingkungan, baik PressVis dan IntVis hadir
nilai-nilai rendah ( 16,18 dan 11,40 ). Temuan ini bisa disebabkan oleh dimensi
IM yang termasuk dalam sampel. Dengan kata lain, bisa jadi bahwa media tidak terlalu
tertarik pada peristiwa yang terjadi di IM yang lebih kecil.
Namun, rendahnya nilai MedInt (
0,91 ) berarti bahwa IM mempelajari bagaimana agar media tidak tertarik pada kinerja
mereka .
Tabel
2 menunjukkan temuan dari regresi OLS . Hasil penelitian ini memberikan
dukungan untuk hipotesis H3 , H4 , H8 . Penulis menemukan hubungan yang positif
antara kedua VolDisc dan IPR ( b = 0,201 , p \ 0,05 ) dan IPRt - 1 dan IPR ( b
= 0.260 , p \ 0,01 ) . Temuan juga menunjukkan hubungan negatif antara MedInt
dan IPR ( b = - 0,201 , p \ 0,05 ) . Namun, mengingat R2 yang disesuaikan ,
model menjelaskan proporsi ringan dari variasi IPR .
5.
Diskusi
dan Kesimpulan
Penelitian
ini telah menyelidiki faktor-faktor penentu IPR yang dirilis oleh LGAs menggunakan
kerangka teori keagenan. Menurut analisis Penulis, IM memberikan sebagian
dukungan untuk pengembangan hipotesis. Seperti yang diharapkan, hasilnya
mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa VolDisc positif terkait dengan IPR.
Dengan kata lain, IM yang lebih berorientasi pada peningkatan transparansi menyediakan
data kinerja lebih banyak. Hasil ini sejalan dengan asumsi teori agensi, yang
menganggap bahwa ketentuan pengungkapan sukarela sebagai mekanisme yang berguna
dalam mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Hasil ini juga
dibenarkan oleh tipologi laporan yang dibuat. Bahkan, jika Penulis menganalisis
laporan sukarela yang disusun oleh IM, muncul bahwa laporan mereka mengutamakan
laporan pertanggungjawaban sosial. Karakteristik dokumen-dokumen ini adalah
bahwa mereka membutuhkan partisipasi dari pemangku kepentingan eksternal,
terutama warga negara. Jadi, IM yang mempersiapkan laporan ini lebih
berorientasi pada transparansi dan, sebagai konsekuensinya, memutuskan untuk merilis
data kinerja yang lebih. Selain itu,
hasilnya mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa IPRt - 1 positif terkait
dengan IPR . Temuan ini berarti bahwa semakin banyak data kinerja yang
diberikan selama tahun 2009 , semakin banyak data kinerja yang dirilis pada
tahun 2010 . Menimbang bahwa selama tahun 2009 penyediaan data kinerja bersifat
sukarela , temuan ini terkait dengan yang sebelumnya dan dapat dijelaskan
dengan menggunakan pertimbangan yang sama terkait dengan teori keagenan.
Bertentangan
dengan harapan Penulis, hasil tidak mendukung hipotesis dengan asumsi bahwa
PressVis dan IntVis secara negatif terkait dengan IPR. Sebagaimana dinyatakan
di atas, hal ini bisa disebabkan oleh dimensi IM termasuk dalam sampel. Namun,
jika mempertimbangkan tingkat kepentingan media yang dirasakan oleh
masing-masing IM, temuan itu mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa MedInt
negatif terkait dengan IPR. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan hubungan positif antara pers visibilitas dan sukarela FR Internet atau
menemukan bahwa rata-rata, LGAs yang mengungkapkan informasi keuangan lebih
terlihat di Internet. Di sisi lain, temuan Penulis ini sejalan dengan orang-orang
yang menemukan hubungan negatif antara sirkulasi surat kabar dan kualitas pengungkapan
FR dan hubungan negatif antara visibilitas pers dan e - disclosure. Hubungan
negatif antara MedInt dan IPR harus ditafsirkan dengan cara yang berbeda. Penjelasan
pertama untuk temuan Penulis dapat bahwa LGAs menganggap pers sebagai pengganti
pengungkapan melalui Internet. Dalam hal ini, IM memutuskan untuk tidak
memberikan data kinerja di Internet karena mereka memilih mengungkapkan informasi
melalui pers daripada melalui situs web mereka. Namun, penjelasan alternatif
untuk hasil yang Penulis dapat bahwa IM memandang ketertarikan utama media
dalam berita adalah menyajikan skandal dan korupsi, bahwa LGAs tidak ingin melaporkan
melalui website mereka. Akibatnya, semakin banyak perhatian media dirasakan
oleh IM, semakin rendah item informasi dirilis. Pembenaran ini tampaknya lebih
dapat diandalkan, mengingat juga temuan dari statistik deskriptif. Bahkan, itu
lebih mungkin bahwa IM, menganggap bahwa pers punya ketertarikan utama pada
skandal dan korupsi dan memutuskan untuk membela diri dengan mengungkapkan informasi
yang kurang melalui Internet.
Akhirnya,
hasil menunjukkan bahwa IM yang terletak di Italia selatan berhubungan dengan
rendahnya tingkat IPR. Sebuah penjelasan yang mungkin untuk temuan ini bahwa
kondisi keuangan kota-kota selatan saat ini lebih buruk dibandingkan dengan
kota-kota yang terletak di daerah lain Italia. Akibatnya, IM selatan tidak
memberikan banyak perhatian untuk IPR karena mereka tidak memiliki sumber daya
yang diperlukan untuk mendukung fungsi ini.
Source: Accounting Information Systems for
Decision Making
(Daniela Mancini, Eddy H. J. Vasseen )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar